By Socrates – Bisnis properti Batam sudah mulai tumbuh sejak tahun 1969 disaat pemerintah melalui Pertamina menjadikan Batam sebagai pangkalan logistik dan operasional. Presiden Soeharto mengeluarkan Keppres Nomor 74 tentang Pengembangan Pembangunan Pulau Batam menjadi Daerah Industri pada tanggal 26 Oktober 1971.
Industri properti berkembang signifikan sejak pemerintah membentuk dan menunjuk Otorita Batam untuk mengelola Batam. Sejak saat itu, properti terus bergeliat ditandai dengan perkembangan pusat-pusat industri, perdagangan, dan pariwisata, serta terus meningkatnya pertambahan penduduk datang  dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk para pekerja asing.

Perkembangan bisnis properti berkaitan dengan pertumbuhan penduduk Batam yang sangat tinggi. Arus migrasi yang sangat deras. Nama Batam sangat populer di mata pencari kerja, dari berbagi daerah. Gampang cari kerja, gaji besar, dekat ke luar negeri dan barang impor murah. Tahun 1980-an, banyak perusahaan tidak saja butuh, tapi juga kekurangan pekerja.
Inilah data dan fakta penduduk Batam. Tahun 1970 penduduk Batam 6.000 jiwa. Tahun 1980 melonjak menjadi 47.000 jiwa hampir 8 kali lipat. Tahun 1990 penduduk Batam 135.000 jiwa. Tahun 2000 naik lagi menjadi 455.000 jiwa. Tahun 2010 jumlah penduduk Batam 949.000 jiwa. Dan tahun 2020 menjadi sebanyak 1.196.000 jiwa. Dalam tempo 50 tahun, penduduk Batam naik 199 kali lipat!
Para pendatang yang tidak mampu memiliki rumah, memilih menyewa atau membangun rumah liar. Tahun 1998 diperkirakan jumlah Ruli 25.000 unit, tersebar di 59 lokasi. Berdasarkan data dari BP Batam, tahun 2016 jumlah rumah liar mencapai 85. 950 unit. Di sisi lain, kebutuhan perumahan dan property terus meningkat.
Sejak tahun 1978 sudah mulai dibangun komplek perumahan yang diawali oleh perumahan bagi karyawan Otorita Batam di Jodoh. Sementara kantong-kantong pemukiman pun terus tumbuh, terutama di wilayah lingkar luar Nagoya dan Jodoh, seperti di Kampung Utama, Baloi, dan Seraya.
Sejak tahun 1990-an, Jodoh dan Nagoya pun kian menjadi kawasan primadona dengan dihiasi bangunan-bangunan bertingkat, seperti hotel, kantor-kantor bank hingga pusat perbelanjaan. Tidak ketinggalan, pembangunan yang sama juga kian pesat di wilayah Batam Center yang dipicu oleh keberadaan kantor-kantor pemerintah.
Perkembangan sebuah kota dimulai dari bangunan kecil, rumah tapak, ruko, dan ketika lahan semakin terbatas baru dibangun yang high rise atau apartemen. Saat ini di Nagoya sudah mulai karena tingkat density sudah tinggi. Batam Center juga sebentar lagi akan mengarah ke sana karena memang tanah semakin terbatas.
Pada dekade ini, wilayah Nagoya dan Jodoh tumbuh menjadi sentra perdagangan yang didominasi oleh bangunan ruko, kios, serta pasar. Hingga saat ini, Batam masih dijuluki sebagai kota seribu ruko. Tengok saja kanan-kiri jalan menyusuri Batam Center, hingga Nagoya dan Jodoh yang penuh dengan ruko. Bangunan tersebut memang bukan sekadar tempat usaha, tapi juga sebagai rumah tinggal.
Pesatnya pembangunan di wilayah Batam dan tumbuh suburnya berbagai kawasan industri, sentra-sentra bisnis dan perdagangan memicu  masuknya kaum urban dari berbagai daerah dan pekerja asing. Kawasan pemukiman yang tadinya tak banyak dihuni justru kini telah berubah menjadi kawasan padat. Demikian wilayah yang tadinya kosong tumbuh dengan sendirinya menjadi pemukiman padat di Batam.
Sebut saja di Bengkong, Baloi, Seipanas, Batu Ampar, hingga Tanjung Sengkuang. Pemukiman tersebut memang rata-rata berdekatan dengan pusat bisnis, seperti Nagoya, Jodoh, dan Batam Center. Kini Nagoya dan Jodoh telah terisi padat dengan berbagai gedung dan pusat bisnis. Rumah sakit, tempat-tempat hiburan, kantor perbankan, pusat pebelanjaan hingga hotel-hotel berbintang.
Begitu pula Batam Center yang sedari awal dipersiapkan sebagai pusat pemerintahan. Pada tahun 1990-an, disaat gedung Otorita Batam telah berdiri kokoh yang juga tak begitu jauh dari kantor Walikota Batam yang tengah dirampungkan, Batam Center belum tumbuh menjadi sentra pemukiman.
Namun pasca pembangunan gedung-gedung pemerintah dan properti komersial, Batam Center dan kawasan di sekitarnya mulai tumbuh dan tampil menjadi salah satu zona pemukiman padat di Pulau Batam.
Wilayah ini cenderung menjadi pemukiman elite, setidaknya terlihat dari pembangunan beberapa kawasan hunian kelas atas oleh pengembang papan atas. Dan hunian pun bersiap menjulang lantaran semakin terbatasnya lahan.
Perusahaan Property
Kemajuan dan dinamika Batam ditandai dengan pesatnya perkembangan bisnis properti dan real estat. Perumahan, pertokoan, pusat perbelanjaan, gedung perkan-toran hotel, restoran dan sebagainya telah menyulap Batam sebagai kota metropolis dan modern.
Pertumbuhan bisnis properti tidak saja menjadi pertanda geliat Batam sebagai kota industri, perdagangan, pariwisata dan alihkapal, tetapi juga sebagai investasi. Peru-sahaan-perusahaan properti terus melakukan ekspansi seiring dengan pertumbuhan ekonomi Batam yang di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional.
Pengusaha properti di Batam yang semula merupakan pemain tunggal dan perorangan, kini berkembang menjadi grup bisnis yang membangun mulai dari perumahan, rumah toko dan rumah kantor, hingga kawasan industri dan kota satelit bahkan megaproyek yang mencakup komplek industri, komersial dan residential serta berbagai fasilitas publik.
Sekedar menyebut contoh, ada Grup Panbil, Grup Arsikon, Grup Citra Buana, Central Group, Mulia Grup, PKP Grup dan sebagainya. Kawasan bisnis yang semula hanya terpusat di Jodoh dan Nagoya, kini berkembang hingga ke kawasan Bengkong, Batuaji dan Batam Centre. Saking banyaknya ruko-ruko baru bermunculan, sehingga Batam pernah dijuluki ‘’kota ruko.’’ Kini, kondominium dan apartemen, gedung-gedung bertingkat, terus dibangun.
Kemajuan pembangunan Batam disertai dengan kehadiran sejumlah perusahaan property. Berikut adalah beberapa perusahaan property yang membangun puluhan komplek perumahan, area komersial seperti pasar dan bisnis centre, ruko, apartemen, hotel, vila hingga restoran.

Misalnya, PT Putera Karyasindo Prakarsa (PKP) perusahaan properti dari Batam ini, sudah membangun 72 proyek dan 32 proyek sudah terjual habis. PKP berdiri tanggal 8 Juli 1988. Proyek pertama yang dibangun PKP sejak 1990 hingga 2013 adalah Lucky Estate.
Setelah itu, terus membangun Orchid Centre, Orchid Park, Anggrek Mas 2, Black Gold, Taman Alamanda, Orchid Point, Banyan Tree Bintan, Nongsa Point Marina, Orchid Garden, Niaga Sakti, Anggrek Permai, Anggrek Buana, Puri Casablanca, Anggrek Sari, Puri Loka, Palm Beach, Beverly Avenue, Hang Kesturi, Beverly Park, Beverly Garden, Taman Kintamani, Purimas, Anggrek Mas 3, Kezia Residence, Beverly Extention, Bellavista, Aklexandria, Beverly Green, Ruko Alibaba, Ruko BMC, Niaga Anggrek Permai.
Laju pertumbuhan Batam menjadi wilayah berbasis industri sangat memukau. Dalam tempo beberapa tahun saja, mampu mengubah wajah Kota Batam secara keseluruhan. Kawasan-kawasan industri dengan cepatnya mulai bertumbuh di beberapa titik strategis. Semakin pesat pertumbuhan industri di Batam juga memicu peningkatan kebutuhan hunian.
Sektor properti di Batam juga semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman. Konsep-konsep hunian dengan gaya kekinian pun semakin marak bermunculan. Para pengembang properti saling berlomba-lomba untuk memberikan hunian yang tentunya nyaman dan aman bagi para penghuninya.
Bulan November 1989, Presiden Republik Indonesia, Soeharto dan Perdana Menteri Singapura Lee Kwan Yew bertemu. Soeharto membicarakan tentang rencana pembangunan Pulau Batam dengan Lee Kwan Yew. Batam akan dibangun menjadi kawasan industri, alih kapal dan pariwisata.
Ketua Otorita Batam saat itu BJ Habibie, mengambil kebijakan dan penyesuaian khusus untuk Batam. Orang asing boleh memiliki properti di Batam. Sehingga saat itu banyak orang Singapura yang datang dan membeli properti di kota pulau ini.
Muljadi, seorang pengusaha asal Selatpanjang, tertarik berinvestasi di sektor property di Batam Rumah dan ruko dibangunnya, dalam waktu singkat ludes terjual. Kawasan Nagoya tahun 1989 kawasan yang baru dikembangkan.
Muljadi membeli pusat perbelanjaan yang belum selesai dan menjadikannya hotel yang dinamakan Nagoya Plaza. Hotel bintang tiga dan 7 lantai tersebut adalah hotel tertinggi saat itu. Mujadi juga membangun komplek yang terdiri dari puluhan unit ruko dan dinamakan Nagoya Newton, beroperasi pada tahun 1992.
Saat itu, bisnis properti di Batam meningkat secara drastis. Banyak pengusaha kayu yang terjun ke bisnis properti masuk ke Batam untuk meraih keuntungan. Bank swasta terbesar saat itu, Bank Central Asia, juga membuka cabang di Batam.
Setelah Nagoya Newton, Muljadi mendirikan pabrik batu bata dan berturut-turut membangun perumahan Mitra Batam Centre, Mitra Batuaji, Mitra Mall, The Central Sukajadi, Cetral Raya Tiban, Central Raya Batuaji, Perumahan Barelang, Central Raya Tanjunguncang. Inilah cikal bakal Central Grup yang kini terus membangun Central Laguna Hill, Central Hill, dan Serenity Central.
Central Raya Group telah membangun dan mengembangkan lahan seluas 200 hektar, 4.000 unit rumah, 430 unit komersial di 7 proyek. Proyek terbarunya adalah Central Hills, mega proyek seluas 55 hektar, bekerjasama dengan PT Menteng Griya Lestari, perusahaan afiliasi dari Alam Sutera Group, pengembang kaliber nasional.
Selain perumahan, rumah toko atau toko, bangunan bertingkat seperti hotel juga bermunculan di Batam. Beberapa hotel yang menonjol seperti Planet Holiday Hotel & Residence, gedung setinggi 85 meter (279Â ft) di kawasan Jodoh. Selesai dibangun 2004 hotel tersebut sempat menjadi gedung tertinggi di Batam, sebelum dilampaui oleh Batam City Condominium tahun 2011.
Salah satu hotel yang ikonik adalah Pacific Palace Hotel Batam adalah satu-satunya hotel di Indonesia yang dirancang mirip kapal pesiar menghadap ke lautan lepas. Pacific Palace Hotel dibangun tahun 2000 dan diresmikan 24 Desember 2007.
Ornamen dan interior hotel ini perpaduan klasik dan modern. Desain, arsitektur dan interiornya unik dan menarik. Struktur bangunan hotel tersebut menggunakan teknologi beton tarik. Hotel Pacific Palace memiliki 180 kamar. Arsiteknya sengaja naik kapal pesiar Star Cruise sebelum merancang hotel ini.
Sejak 2017 pembangunan hotel, mal, apartemen semakin meningkat. Sejumlah hotel dibangun di kawasan Harbour Bay, Batuampar dan sudah berdiri tiga hotel baru yang terkoneksi dengan pelabuhan internasional. Antara lain Swissbell, Amir Hotel, Zest Hotel dan Marriot Batam, hotel bintang lima pertama di Batam.
Hotel Aston dengan 232 kamar tingginya 10 lantai serta apartemen 17 lantai sebanyak 247 unit beroperasi di kawasan Pelita. Lalu di Nagoya dibangun apartemen Formosa 390 unit dan tingginya 36 lantai. Proyek property prestisius Thamrin City Batam dibangun 2 apartemen, 2 office tower dan 3 hotel
Di kawasan niaga Penuin adalah Grand Batam Mall, bekas Top 100. Mall besutan Tunas Grup ini tampil futuristik. Di Batam Center, ada beberapa mall, hotel, dan apartemen yang sedang dan akan segera dibangun. Ada One Residence di samping Harris Hotel. Tingginya 32 lantai, berhadapan dengan Mega Mall.
Tak jauh dari simpang Gelael, sedang dipasarkan Oxley Convention City Batam. Yang spektakuler adalah Meisterstadt Pollux Habibie yang berencana membangun 11 tower yang terdiri dari apartemen, mall, rumah sakit, ruko, hotel, hingga perkantoran. Saat ini, sudah menjuang empat tower apartemen masing-masing 41 lantai.
Lalu seratusan ruko di sekeliling tower tersebut sudah berdiri juga. Menyusul mall berbentuk aerodinamis. Seluruhnya sedang on progress. Mungkin yang agak lama dibangun adalah hotel, rumah sakit internasional, serta komplek perkantoran modern rencananya 100 tingkat!
Proyek prestisius ini dinamakan Meisterstadt. Pollux Habibie International membangun apartemen, shop house, hotel, mal, pertokoan dan rumah sakit di lahan seluas 8,6 hektar. Meisterstadt ini, bakal menjadi ikon baru Batam. Dalam bahasa Jerman, Meisterstadt berarti kota dengan standar tertinggi.
Meisterstadt diproyeksikan menjadi kota dalam kota. Superblok pertama di Batam ini, mencakup 11 tower, delapan tower apartemen, perkantoran, hotel dan rumah sakit. Ketinggian tower mencapai 400 meter. Juga bakal dibangun 128 unit ruko dilengkapi fasilitas perbelanjaan dan kesehatan modern.
Di Batam Centre, bekas My Mart disulap menjadi One Batam Mall. Mal ini berdiri di atas lahan seluas 4,6 hektare. Pusat perbelanjaan ini menjadi mall terluas di Kepri, setelah Grand Batam di Penuin seluas 2 hektare. Pusat perbelanjaan lain antara lain Mega Mall Batam Centre, Nagoya Hill Shopping Mall, Batam City Square, Lucky Plaza, serta DC Mall.
Konsep properti yang mengusung township juga ada di Batam. Misalnya, Opus Bay yang terintegrasi dengan fasilitas publik, pemandangan laut, dekat dengan pelabuhan. Atau Nuvasa Bay yang menawarkan property bernuansa liburan serta memiliki padang golf yang indah.
Kehadiran pengembang-pengembang besar dengan proyek jumbo, akan membawa perubahan besar dan wajah baru Pulau Batam. Batam disebut Demographia – konsultan yang berbasis di Amerika Serikat – sebagai kota dengan pertumbuhan populasi penduduk tertinggi dunia yakni 7,4 persen.
Hal ini tentu berimbas pada perluasan kantong pemukiman baru, area-area komersial, dan bahkan kawasan industri. Ini pula menjadi alasan utama, kenapa investasi properti di pulau ini pun tumbuh semakin kencang.
Pemain property kelas nasional, ikut meramaikan pasar Batam. Antara lain, Agung Podomoro Land (APL) yang giat mengembangkan kawasan berkonsep one stop living, Orchard Park di Batam Center. Kawasan terpadu di atas lahan seluas 42 ha ini akan dibangun sekitar 1.300 hunian tapak (6 klaster), 140 unit Orchard Walk (shop house & business office) dan 100 unit apartemen.
PT Agung Podomoro Land Tbk, pengembang ternama sejak 1969 dan yang membangun lebih 50 proyek dan berpengalaman 47 tahun di bisnis properti. Kehadiran Orchard Park membawa nuansa baru bisnis properti di Batam.
Kawasan hunian yang terdiri dari enam cluster seperti Citrus, Vitis, Carica, Persea dan Durio serta cluster terbaru Olea ini, terdiri dari 1.200 hunian tapak (landed house) 121 shop house dan 400 apartemen.
Selain itu, Ciputra Group telah membangun Citra Land Mega Batam – proyek prestisius yang menjadi masterpiece, sekaligus trend-setter kawasan residensial mewah di Batam. Proyek ini dibangun di atas lahan seluas 18 ha dengan mengusung konsep yang mengintegrasikan fungsi komersial dan residensial dengan kelengkapan fasilitas modern.
PT Ciputra Residence juga meluncurkan Citra Aerolink Batam di Kabil Integrated Industrial Estate (KIIE) atas kerja sama dengan Kabil Citra Nusa. Kawasan dengan konsep bangunan berorientasi lingkungan melalui program Eco Culture ini dibangun di atas lahan 21 hektar.Â
Tidak ketinggalan, pengembang properti nasional sekaliber Sinar Mas Land (SML) pun menggarap potensial market di wilayah Nongsa. Proyek jumbo Nuvasa Bay menjadi portofolio kedua setelah Taman Duta Mas di Batam Center.
Sektor property telah mengubah wajah Batam menjadi kota metropolitan. Pesatnya pertumbuhan penduduk, lokasi yang strategis, pengembangan infrastruktur sebagai kawasan perdagangan bebas serta tiga besar daerah tujuan wisata asing di Indonesia, menyebabkan sektor properti di Batam terus menggeliat. Tidak saja oleh developer dan pengembang lokal, Batam juga dilirik perusahaan kaliber nasional dan internasional. ***


