By Socrates – Ansar Ahmad lahir di sebuah kampung kecil di Kijang Kota, Bintan Timur, Bintan Kepulauan Riau, 10 April 1964. Putra keempat dari lima bersaudara ini, anak dari pasangan Abdul Ahad dan Ijah.
Sejak usia dua tahun, sang ayah meninggalkan Ansar selama-lamanya. Sang ibu menjadi orang tua tunggal bagi Ansar bersaudara. Pahit dan getir kehidupan, telah dialami Ansar sejak dini, membantu ibunya yang bekerja serabutan.
Sang ibu, berjualan sayur, mencuci pakaian, agar anak-anaknya tetap bisa terus sekolah. Sikap pantang menyerah, telah tertanam sejak kecil. Meski masih remaja, Ansar pernah menjadi tukang bangunan, mencuci bus dan guru mengaji keliling.
Selain sekolah, masjid Al Ikhlas Batu 3 Tanjungpinang adalah tempat Ansar belajar agama dan mengaji. Ansar pernah mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an mewakili Kecamatan Tanjungpinang Timur. Sampai saat ini, menjadi khatib dan ceramah di masjid, bukan sesuatu yang baru buat Ansar Ahmad.
Ansar tumbuh menjadi pribadi yang matang, religius dan pintar bergaul. Tamat dari SMPN 4 Tanjung, ia melanjutkan pendidikannya ke SMAN 2 Tanjungpinang. Kesulitan hidup tidak membuat ia patah arang. Ia yakin, pendidikan akan mengubah jalan hidupnya.
Dengan modal pas-pasan, Ansar Ahmad melanjutkan kuliah dan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Ia harus mencari jalan, agar bisa kuliah dan membiayai dirinya sendiri. Semasa kuliah, Ansar masih bekerja serabutan dan terus mengajar mengaji.
Prestasi dan kerja kerasnya membuahkan beasiswa. Selain memenuhi kebutuhan sebagai mahasiswa perantauan, beasiswa itu juga digunakan membantu ibunya. Â Ansar mahasiswa yang aktif di kampus. Ia pernah menÂjabat sebagai ketua senat mahasiswa Unri serta menjadi Ketua Koperasi Mahasiswa Universitas Riau tahun 1984. Di tangan Ansar Ahmad, koperasi mahasiswa itu maju pesat.
Semasa kuliah, Ansar juga aktif di organisasi kepemudaan seÂperti Komite Nasional Pemuda Indonesia dan Kosgoro. Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Ansar Ahmad kembali ke Pulau Bintan. Ia menjadi pegawai negeri sipil dan bekerja sebagai pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Riau Kepulauan di Tanjungpinang. Karirnya terus melesat, sehingga menjadi Kabag Pembangunan Kabupaten Riau Kepulauan, setelah itu menjadi Kepala Bagian Perekonomian.
Politisi dari Pulau Bintan ini, sejak awal merintis karir politiknya di Partai Golkar. Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar selama tiga periode selama 15 tahun, dari 2005 sampai 2019. Karirnya di pemerintahan juga cemerlang.
Tahun 2000 Ansar terpilih jadi wakil bupati Kabupaten Kepulauan Riau. Setelah bupati Huzrin Hood dicopot 2003, Ansar diangkat jadi penjabat bupati. Ansar terpilih jadi Bupati Bintan 2005 – 2010 dan terpilih lagi periode kedua 2010-2015.
Nama Ansar Ahmad terpatri kuat di hati masyarakat BinÂtan. Apalagi, saat melintasi jalan Lintas Barat, yang meÂmangkas jarak antara Tanjunguban dan Tanjungpinang. Suryanti, warga Desa Lancang Kuning, Bintan menulis kesannya tentang Ansar Ahmad. Ia kaget, karena Ansar datang ke rumahnya menemui ayahnya tahun 2016 silam.
‘’Pak Ansar seolah tidak ada jarak dengan bapak saya yang hanya tukang kebun, orang kampung yang tidak mengerti politik. Pak Ansar ingin mendengar suara dari warga yang dipimpinnya,’’ tulis Suryati, yang menyimak percapakan Ansar Ahmad dengan ayahnya. Janji Ansar terbukti. Jalan, jembatan, parit dan listrik di desa Lancang Kuning dibangun.
Suryati menuliskan pengalamannya saat bertemu Ansar Ahmad kedua kalinya, di sebuah kedai makan. Ia tertegun, ternyata Ansar membayari semua warga yang makan di kedai itu. Senyum dan tegur sapa lemah lembut seorang Ansar, sangat berkesan di hati Suryati. ‘’Pak Ansar pemimpin yang menghibahkan hidupnya untuk orang lain. Beliau baik bukan dibuat-buat atau pencitraan. Kebaikan akan bercerita sendiri, tanpa diminta,’’ tulis Suryati.
Ansar Ahmad juga dikenal sebagai pelobi ulung. Desa Kangboi di Kecamatan Toapaya, Bintan selalu langganan banjir. Ia berhasil mengatasi dengan anggaran dari BNPB. Desa Kangboi tidak lagi langganan banjir. 7.000 rumah warga miskin dibangun. Pembatas beton tepi laut Pantai Wisata Trikora senilai Rp 78 Miliar tuntas. Semua berasal dari APBN.
Salah satu bukti nyata kerja keras Ansar adalah, enam jembatan yang membentang di jalan Lintas Barat, KabuÂpaten Bintan dari Tanjunguban menuju ke arah Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau, Tanjungpinang.
Pembangunan enam jembatan di jalan Lintas Barat diuÂsulkan pada masa Ansar menjadi Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Riau. Ansar Ahmad harus mondar-mandir BinÂtan – Jakarta melobi pemerintah pusat untuk percepatan pembangunan enam jembatan di Kabupaten Bintan.
Tekad Ansar Ahmad untuk membangun Kepulauan Riau telah bermula sejak lama, jauh bertahun-tahun sebelumnya. Sebelum menjadi Bupati Bintan, Ansar ingin membangun ibukota Kabupaten Bintan yang baru, dia memilih satu dari empat desa yang akan menjadi tapak lokasi pembanguÂnan dengan membangun pusat Pemerintahan Bintan di Bintan Bunyu.
Pada Pilkada Gubernur Kepri 9 Desember 2015 Soerya Respationo berpasangan dengan Ansar Ahmad, tapi kalah. Belakangan, pada Pilkada berikutnya, Soerya Respationo dan Ansar Ahmad malah menjadi rival dalam kontestasi politik.
Pada Pemilihan Legislatif 2019, mengantarkan Ansar Ahmad ke Senayan sebagai anggota DPR RI daerah pemiÂlihan Kepulauan Riau. Saat ini, Ansar merupakan anggota DPR RI periode 2019-2024 dari partai Golkar. Menjelang Pilkada serentak 9 Desember mendatang, Ansar Ahmad pulang ke Kepulauan Riau, menjadi salah satu kontestan pada pemilihan Gubernur Kepri.
Kepri di mata Ansar Ahmad memiliki lokasi strategis dan potensi yang besar. Agar pembangunan Kepri lebih cepat, ia memuÂtuskan mencalonkan menjadi orang nomor satu di KeÂpulauan Riau. Ia mengundurkan diri sebagai anggota DPR RI dan digantikan oleh Cen Sui Lan.
Ansar Ahmad yang berpasangan dengan Hj. Marlin Agustina di Pilgub Kepri 2020 dengan tagline Ansar-Marlin Amanah Negeri (AMAN) ini diusung oleh Partai Golkar, Nasdem, PPP dan PAN serta didukung oleh PSI serta Perindo, memenangkan Pilkada Kepri 2020.
‘’Masyarakat Kepri jangan putus asa. Tetap semangat. Mari kita bergandengan tangan. Yang penting, tolong jaga protokol kesehatan. Kuncinya, kita kendalikan Covid-19 sehingga bisa meyakinkan investor dan turis asing, saya yakin Kepri bangkit,’’ kata Ansar Ahmad, kepada saya dalam wawancara khusus di depan kedai kopi Amoy, Batu 16 Bintan, setelah rapat paripurna DPRD Kepri yang mengusulkan dirinya sebagai Gubernur Kepri.
Ansar Ahmad dan Marlin Agustina dilantik Kamis, 25 Februari 2021 sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepulauan Riau. Namun, hubungan Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dengan wakilnya Marlin Agustina, retak dan jadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat Kepri.
Pemicunya, diduga terkait kesepakatan soal bagi-bagi jabatan yang tak tercapai antara Ansar dan Marlin, soal empat posisi strategis kepada orang-orang Marlin di Pemprov Kepri. Empat posisi itu adalah Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepri dan tiga kepala dinas.
Namun, pendukung Ansar malah mengatakan bahwa Rudi yang mengingkari janji kepada Ansar Ahmad. Pihak Ansar dan Marlin bersama suaminya, saling membantah. Ansar Ahmad juga menggelar konferensi pers terkait retaknya hubungan gubernur dengan wakil gubernur Kepri.
Pada Pilgub Kepri 27 November 2024 Ansar Ahmad berpasangan dengan Nyanyang Haris Pratamura, memenangkan Pilkada Kepri. Ia mengalahkan pasangan Muhammad Rudi dan Aunur Rafiq. Presiden RI Prabowo Subianto melantik Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Ansar Ahmad dan Nyanyang Haris Pratamura, 20 Februari 2025 di Istana Merdeka, Jakarta periode 2025-2030.
Roby Kurniawan, putra Ansar Ahmad juga memenangkan Pilkada Bintan berpasangan dengan Deby Maryanti sebagai Wakil Bupati Bintan periode 2025 – 2030. Istri Ansar Ahmad, Dewi Kumalasari dari Partai Golkar meraup 18.547 suara Dapil Kepri 2 yakni Bintan dan Lingga. Dewi Kumalasari saat ini Wakil Ketua I DPRD Kepri. Keluarga Ansar Ahmad memang keluarga politisi. ***