Mimpi membangun jembatan Batam-Bintan, sudah dimulai sejak tahun 2004 atau 20 tahun lalu. Desain awal pembangunan jembatan ini, sudah dibuat oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau pada 2005 dan diperbarui tahun 2010.
Jika mimpi jembatan Batam-Bintan jadi kenyataan, ini akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia. Saat kampanye di lapangan Temenggung Abdul Jamal Batam 6 April 2019, Joko Widodo sebagai capres mengatakan, “Siapa yang setuju Jembatan Batam Bintan dibangun?,’’ katanya.
Pembangunan jembatan Batam Bintan merupakan janji politik Jokowi, saat berkampanye di Batam. Ansar Ahmad dilantik sebagai Gubernur Kepulauan Riau tanggal 25 Februari 2021. Tiga bulan kemudian, Ansar menyampaikan langsung soal rencana pembangunan jembatan Batam Bintan, kepada Presiden Joko Widodo.
‘’Bapak Presiden merespon dengan baik dan menganggukkan kepala saat saya sampaikan soal jembatan Batam Bintan ini,” kata Ansar Ahmad. Proyek strategis nasional itu, akan berpengaruh pada pengembangan ekonomi Batam dan Bintan.
Jika jembatan ini rampung, diperkirakan sekitar 7.000 kendaraan akan lalu lalang melintasi jembatan Batam-Bintan. Mengapa rencana pembangunan jembatan Batam Bintan molor begitu lama? Mengapa soal lahan, anggaran, titik koordinat, panjang serta tinggi jembatan dari permukaan laut jadi perdebatan?
Apa yang dimaksud dengan redines criteria? Mengapa belum tuntas? Apa yang dilakukan Ansar Ahmad selama 10 bulan menjadi anggota DPR RI ? Nilai investasi yang mencapai Rp13,66 Triliun, apakah akan diserahkan ke investor atau kombinasi antara investor swasta dan pemerintah.
Seperti apa peta pengembangan kawasan Batam Bintan dengan adanya jembatan ini? Ikuti wawancara khusus soal jembatan Batam Bintan dengan Gubernur Kepulauan Riau, H Ansar Ahmad, SE, MM hanya di SOCREATIVE MEDIA.