By Socrates – Namanya Jumaga Nadeak. Orang biasa memanggilnya Opung. Ia lahir di Tapanuli Utara, 11 Oktober 1957. Sudah enam periode, Jumaga menjadi wakil rakyat. Ia Ikut memperjuangkan pemekaran Provinsi Kepulauan Riau.
Awalnya, ia bercita-cita jadi dokter spesialis kandungan. Ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang. Dua bulan kuliah, ia keluar dan berhenti, kabur dari rumah pamannya, pergi ke Pekanbaru.
Dilihatnya kampus UIR. Dikiranya, Universitas Indonesia Riau. Ia pun mendaftar ke Fakultas Hukum Universitas Islam Riau. Jumaga Nadeak satu-satunya mahasiswa beragama Kristen di kampus itu.
Menurut Jumaga Nadeak, masih banyak masyarakat yang belum memahami hukum dan undang-undang. Akibatnya, masyarakat dirugikan. ‘’Saya ingin membantu kaum lemah memperjuangkan hak-haknya,’’ katanya. Saat masih kuliah, ia sudah menjadi lawyer dan tahun 1990 mengantongi lisensi advokad pengacara.
Saat jadi pengacara, Jumaga putar haluan. Gara-gara, ia cekcok dengan Ketua Pengadilan. Ia memilih jadi politisi. ‘’Saya tersesat di jalan yang benar,’’ kata. Kini, Jumaga dikenal sebagai politisi senior di Kepri.
Tahun 1999 Jumaga terjun ke dunia politik dan bergabung dengan PDI Perjuangan. Ia terpilih menjadi anggota DPRD Riau periode 1999 – 2004. Jumaga Nadeak bersama legislator lainnya, ikut memperjuangkan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau, melalui hak inisiatif yang mereka ajukan, namun kandas.
Pada tahun 2003, Undang-undang pembentukan Provinsi Kepri baru disahkan. Jumaga Nadeak mendapat mandat dari DPP PDIP menyusun program partai kepala banteng itu, menyongsong pemilu 2004 dan ia dipercaya menjadi Ketua DPD PDIP Kepri.
Jumaga kembali terpilih sebagai anggota DPRD Kepri. Beberapa jabatan dan posisi yang dipercayakan kepadanya antara lain, Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepri, Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) DPRD Kepri dan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Provinsi Kepri.
Puncak karirnya di dunia politik, Jumaga Nadeak terpilih sebagai Ketua DPRD Kepri periode 2014 -2019 yang dilantik 28 Oktober 2014. Terpilih lagi periode 2014 – 2019 dan terpilih kembali pada periode 2019 -2024. Pada pemilu 2024 Jumaga Nadeak terpilih kembali untuk keenam kalinya. Periode keenam ini, Jumaga Nadeak menjadi anggota Komisi I DPRD Kepri.Meski malang melintang di dunia politik, Jumaga Nadeak dekat dengan berbagai kalangan. Ayah tiga anak berkacamata ini, supel dalam pergaulan dan senang bercanda. ‘’Saya bukan orang yang ambisius. Saya menjalani kehidupan seperti air yang mengalir dan berharap bisa memberi manfaat bagi orang banyak,’’ ujarnya.
Dalam politik, terkenal idiom begini : Tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang abadi adalah kepentingan. Bagaimana kiat Jumaga Nadeak menjalin dan menjaga hubungan dengan berbagai kalangan? ‘’Manusia adalah mahkluk sosial. Kuncinya adalah, komunikasi. Tidak ada manusia yang jahat, tapi kita bisa membuat dia jadi jahat. Tidak ada manusia yang baik, tapi kita bisa kita bikin dia baik. Kuncinya hanya itu,’’ papar Nadeak.
Lalu, kenapa sejumlah Kepala Daerah di Kepri tidak berpikir bahwa mereka bukan lagi milik kelompok tertentu. Padahal, ketika Pilkada selesai, mereka adalah milik rakyat? ‘’Itu karena pembisiknya banyak, ha..ha..ha,’’ Jumaga Nadeak, terbahak.
Prestasi Jumaga Nadeak, mungkin hanya kalah dari James Pasaribu, anggota DPRD Riau yang 30 tahun menjadi anggota dewan enam periode dan berusia 80 tahun. James Pasaribu dikenal dengan panggilan Opung Legend.
Rumah bagi Jumaga Nadeak adalah surga bagi dirinya dan keluarganya. Bercengkrama dengan keluarga, melepas penat dan mengumpulkan energi.  ‘’Rumah adalah surga buat saya. Kalau kita habiskan energi di rumah dengan masalah, waduh, bagaimana kita menghadapi masalah di luar?’’ kata Jumaga.
Bagi Nadeak, urusan pekerjaan diselesaikan di kantor. ‘’Dulu, saat saya jadi pengacara, ada klien yang datang ke rumah. Saya minta ditemui di kantor saja. Dari dulu, saya tidak mau membicarakan masalah pekerjaan di rumah,’’ katanya.
Pekarangan rumah Jumaga Nadeak di Komplek Crown Hill Batam Centre, terhampar lapangan rumput, ditanami berbagai bunga dan pepohonan. Teduh dan asri. Sebuah meja terbuat dari kayu, diletakkan di teras rumah. Kandang burung sederhana, ada di pojok rumah.
‘’Semua masalah, saya stop sampai di pagar rumah saya,’’ kata Jumaga Nadeak, suatu ketika, sambal menunjuk pagar rumahnya. Pasangan Jumaga Nadeak dan Daorita, memiliki tiga orang anak. Viator Bongor MN, Ganda Lawrencius dan Juita Ester Marsaulina.
Bagaimana Jumaga Nadeak membagi waktu antara pekerjaan dengan keluarga? ‘’Keluarga saya sudah maklum dan tidak protes. Saya milik masyarakat Kepri,’’ katanya.
Dalam biodata sebagai anggota DPRD Provinsi Kepri, Jumaga Nadeak tidak menulis apa hobi dan kegemarannya. Ketika ditanya soal ini, Jumaga Nadeak tertawa. ‘’Hobi saya ngobrol-ngobrol,’’ katanya. Ternyata, hobinya main sepakbola.
“Saya bukan orang yang ambisius. Saya menjalani kehidupan seperti air mengalir. Jika aliran itu dari berasal dari puncak sebuah pegunungan, saya berharap dalam perjalanannya sebelum sampai ke muara akan bisa memberi manfaat bagi orang lain,’’ kata Jumaga Nadeak, diplomatis.***