Tahun 2025 ada 143 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia setara dengan 50,2% dari total populasi. Yang paling populer WhatApp dengan tingkat penetrasi 92%. Facebook memiliki 122 juta pengguna. Youtube 143 juta pengguna TikTok 108 juta pengguna. Instagram 103 juta pengguna.
Namun, tidak sedikit orang yang terkena jerat hukum gara-gara media sosial. Mulai dari pencemaran nama baik, ujaran kebencian, berita bohong (hoax), pengancaman, bullying, dan penyalahgunaan data pribadi.
Mengapa orang Indonesia suka menggunakan media sosial? Selain mengisi waktu luang, ada juga karena alasan takut ketinggalan (fear of missing out). Mengapa? Apa dampak media sosial buat anak-anak dan remaja?
Pejabat juga suka bermedia sosial. Ada istilah gubernur konten. Wali Kota Batam dan Wakil Wali Kota Batam juga aktif di media sosial. Kini, semua orang bisa mengkritik pejabat melalui komentar di media sosial. Mengapa dan bagaimana menghadapi kritik tersebut? Mengapa merasa terkenal di media sosial terasa seperti dilebih-lebihkan dibandingkan dialami secara langsung.
Survei prilaku netizen Indonesia menyebutkan, sering kena tipu online dan tidak tahu menjaga keamanan data. Microsoft menyatakan, netizen +62 ada di urutan 29 dari 32 negara yang disurvei. Dinilai kurang sopan dan reaktif.
‘’Pemerintah harus cepat tanggap dan waspada. Komentar netizen yang berulang-ulang, akhirnya jadi budaya. Ini bisa mempengaruhi strabilitas ekonomi dan politik,’’ ujar Anggie.
Benarkah media sosial berpengaruh besar terhadap merosotnya pembaca media konvensional seperti surat kabar dan televisi? Apa pendapat Angel Purwanti, S.Sos. M.I.Kom, seorang peneliti, Social Media Analysis, Certified TOT of Internal Auditor, Certified Digital Marketing, Certified Public Speaking dan dosen Universitas Putera Batam?
Dosen yang biasa disapa Angie ini mengatakan, siapapun orangnya, baik rakyat jelata atau pejabat publik, saat meng-upload sesuatu ke media sosial, sudah tahu resikonya bahwa postingan ke internet itu bisa dilihat orang banyak, tapi di seluruh dunia.
Angel Purwanti, seorang profesional dalam bidang pendidikan, dengan gelar Magister Komunikasi dalam Hubungan Masyarakat atau Manajemen Citra dari Universitas Padjadjaran. Ia mampu memimpin tim lintas fungsi untuk mencapai tujuan departemen dan meningkatkan budaya tempat kerja.
Keterampilan analitis, komunikasi, dan pemecahan masalah yang kuat dengan rekam jejak dalam mengurangi insiden dan mempertahankan kepatuhan terhadap standar industri.
Angie pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Tim Akreditasi Jurusan Ilmu Komunikasi, Sekretaris Departemen Penjaminan Mutu, Auditor Internal Departemen Penjaminan Mutu dan Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi, di Universitas Putera Batam dalam rentang waktu 2016 sampai 2023.
Ikuti podcast di program ZOOM IN di kanal SOCREATIVE MEDIA.
