Masa Depan Pelabuhan Batuampar

By Socrates – Batam adalah kota pulau. Sehingga, peran pelabuhan sangat vital untuk mobilitas barang dan orang.  Namun, pelabuhan Batuampar, yang dibangun sejak 1971 awal pembangunan Batam, berkembang sangat lambat. Bagaimana prospeknya di masa depan?

Dua puluh empat tahun lalu, Abidin bos Sat Nusapersada, sudah menyorot pelabuhan. ‘’Pelabuhan harus diutamakan. ‘’Pelabuhan internasional akan memancing investasi karena bagi perusahaan elektronik, yang penting adalah bahan baku,’’ kata Abidin, dalam wawancara tahun 2001 silam.

Perkembangan pelabuhan Batuampar, memang lambat. Padahal, pelabuhan barang terbesar di Batam ini, merupakan terminal umum yang berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor impor berupa curah, konvensional dan peti kemas.

Padahal, jumlah kunjungan kapal barang dan peti kemas di pelabuhan Batuampar dari tahun ke tahun terus meningkat. Apalagi, sebagai negara maritim, pelabuhan berperan mendorong perekonomian, titik temu antar moda transportasi dan gerbang antar negara. Jangan lupa. Batam sangat strategis. Berada di jalur pelayaran internasional, bertetangga dengan Malaysia dan Singapura.

Hasil penelitian pelabuhan Batuampar yang dimuat di jurnal teknik sipil menyebutkan, pelayanan pelabuhan Batuampar lamban. Dermaga tidak maksimal sehingga kapal terpaksa antri. Pengelolaan pelabuhan tidak efisien, baik secara operasional maupun fasilitas bongkar muat seperti Container Crane (CC), dan Rubber Tired Gantry (RTG).

Selama ini, bongkar muat peti kemas 86 persen dilakukan dengan cara truck losing, yakni bongkar muat dari kapal lansung ke truk, tanpa menggunakan fasilitas gudang. Sisanya, 14 persen baru ditumpuk di container yard atau lapangan penumpukan kontainer.

Pelabuhan Batuampar memiliki tiga dermaga, yaki demaga Timur, dermaga Utara yang dibangun tahun 1970 dan dermaga Utara baru setelah reklamasi tahun 2015 dan Dermaga Selatan yang pernah ditinggikan tahun 1991.  Tahun 2019 lalu, sheetpile di bibir dermaga, amblas dan rusak dimakan usia.

Lambannya pelayanan, fasilitas yang tidak memadai, penataan pelabuhan yang tidak maksimal, berdampak pada masa bongkar muat barang yang lama. Akibatnya, dwelling time alias masa tunggu jadi lama. Pengelola pelabuhan rugi dan bagi pengusaha dan pengguna jasa pelabuhan menimbulkan ongkos tinggi.

Rata-rata, dwelling time pelabuhan di Indonesia masih di atas 3 hari. Malah, di Singapura dan Amsterdam, di bawah 1 hari. Dwelling time adalah waktu yang dihitung dari peti kemas bongkar muat sampai keluar dari pelabuhan. Lamanya dwelling time dipengaruhi oleh koordinasi antara bea cukai dan pelabuhan, rantai birokrasi yang panjang serta fasilitas pelabuhan yang tidak memadai.

Awalnya, pelabuhan di Batam dikelola dan di bawah kewenangan syahbandar Pulau Sambu, Belakangpadang. Setelah Batam berkembang, pesat, dibentuk syahbandar kelas V Sekupang dan Batuampar tahun 1985.

Tahun 1989, dibentuk Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Khusus Batam yang lebih dikenal dengan Kantor Pelabuhan (Kanpel) kelas II Batam. Ekonomi Batam tumbuh pesat. Tahun 2002, Kanpel Batam naik menjadi kelas I.

Tahun 2017 Kantor Pelabuhan Laut masih bergabung dengan KSOP khusus Batam. Namun, tanggal 14 November 2017 Batam dan KSOP Khusus Batam berpisah sehingga Kantor Pelabuhan Laut berganti nama menjadi Badan Pengelola Pelabuhan Batam.

Tugas Kementrian Perhubungan antara lain, menyediakan dan memelihara sarana bantu navigasi pelayaran, menjaga keamanan dan ketertiban di pelabuhan serta menyusun sistem dan prosedur kelancaran arus barang.

Sedangkan tugas BP Batam antara lain, menyediakan lahan, penahan gelombang, kolam pelabuhan, alur pelayaran masuk pelabuhan, dan jaringan jalan serta menetapkan tarif layanan jasa kepelabuhan. BP Batam juga bisa bekerjasama operasi dan manajemen dengan Badan Usaha Pelabuhan.

Tahun 2018, untuk pertama kali Ship to Ship Floating Storage Unit  dilakukan di wilayah Perairan Batu Ampar. Yakni, layanan bongkar muat barang antar kapal di laut atau perairan Batam. Kapal bisa memindahkan muatan seperti minyak atau gas dari kapal tanker atau kapal curah ke kapal sejenis atau jenis kapal lain dengan posisi yang berdekatan. Sedangkan Floating Storage Unit  adalah semacam pom bensin terapung di lepas pantai.

Tahun 2020, Badan Pengelola Pelabuhan berubah nama menjadi Badan Usaha Pelabuhan BP Batam. Tujuan utamanya adalah,  menjadikan pelabuhan-pelabuhan di Batam sebagai green port dan smart port, jasa kepelabuhan yang andal, pelayanan maksimal dan menerapkan teknologi informasi.

Dari namanya, pelabuhan-pelabuhan di Batam diharapkan memberi kontribusi pendapatan kepada BP Batam. Pelabuhan di Batam dijadikan sebagai unit usaha BP Batam, di bawah bidang pengusahaan yang tugasnya mengelola pelabuhan di wilayah kerja Badan Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.

Upaya pengembangan dan pembangunan pelabuhan Batuampar sudah diupayakan sejak dulu. Tapi, beberapa kali gagal. Dalam rentang waktu 2003-2005, semasa Ismeth Abdullah menjadi Ketua Otorita Batam, dua kali tender pembangunan pelabuhan Batuampar yang diikuti operator terminal kontainer ternama, gagal.

Sebut saja misalnya perusahaan PSA Coorporation Ltd yang dulu bernama Port of Singapore Authority. Perusahaan Singapura yang mengoperasikan hub transshipment peti emas terbesar di negara jiran itu, dengan koneksi ke 600 pelabuhan di dunia dan tahun 2020 silam menangani 36,6 juta TeUs peti kemas.

‘’Kita adakan tender internasional. Tender pertama, gagal. Tender kedua, pemenangnya Port Authority Singapore (PSA). Tapi, saat kita panggil agar menyerahkan dokumen, eh malah mereka tidak datang,’’ kata Ismeth Abdullah, terkait rencana perluasan pelabuhan Batuampar yang bertele-tele.

Tender ketiga dimenangkan perusahaan Perancis, Compagnie Maritime d’Affretement – Compagnie Generale Maritime (CMA-CGM) setelah dilakukan beauty contest. Namun, tidak tercapai kesepakatan soal konsesi pengelolaan pelabuhan yang diminta selama 50 tahun.  Akhirnya, pembangunan pelabuhan Batuampar juga gagal dilaksanakan. Seperti apa rencana pengembangan  pelabuhan Batuampar yang merupakan pelabuhan barang terbesar di Batam saat ini?

Satu Nahkoda di Kapal Bermesin Ganda

Pembangunan dan pengembangan pelabuhan Batuampar selain butuh dana besar mencapai triliunan rupiah, juga perlu kemauan politik (political will) yang kuat. Dan, komitmen. Selama 11 tahun menjadi direktur percetakan, saya merasakan pentingnya kelancaran arus barang, seperti kertas di pelabuhan Batuampar.

Dualisme antara Pemko Batam dan Otorita Batam yang kini berubah jadi BP Batam, sudah jadi rahasia umum. Baik secara diam-diam, maupun terang-terangan. Benturan kepentingan inilah yang diakhiri pemerintah dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 yang diteken tanggal 11 September 2019 tentang kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam.

Dalam beleid itu, juga diputuskan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dijabat ex-officio oleh Wali Kota Batam. Tujuannya jelas. Menghapus dualisme pengelolaan Batam, sehingga tugas Kepala BP Batam lebih efektif.

Muhammad Rudi, wali kota Batam ini, dilantik menjadi Kepala BP Batam pada 27 September 2019. Maka, mantan polisi ini harus membagi waktu dan pikirannya di Pemko Batam dan BP Batam, yang kantornya berdekatan, hanya dipisahkan alun-alun Engku Putri.

Dari dulu, pembangunan Batam hanya berkutat pada empat bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Dalam peraturan baru itu, dikembangkan menjadi sektor perdagangan, maritim, industri, perhubu-ngan, perbankan, pariwisata, logistik, pengembangan teknologi, energi, kesehatan dan farmasi. Selain itu, Pemko Batam dan BP Batam kini bisa sama-sama merencanakan pembangunan infrastruktur publik dan kepentingan umum.

Dalam 100 hari masa jabatannya sebagai Kepala BP Batam, Rudi meneken kerjasama Hands of Agreement (HoA) dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II pada 7 Januari 2020 untuk merevitalisasi pelabuhan Batuampar.

Rencananya, akan dilakukan pengerjaan fisik mulai Maret 2020 seperti pengembangan dermaga, container yard dan mengeruk kolam dermaga keliling pelabuhan hingga 12 meter, agar kapal besar bisa sandar. Rudi berharap, pembenahan pelabuhan Batuampar akan meningkatkan kapasitas bongkar muat kontainer dari 350 ribu TeUs (Twenty Foot Equivalent Unit), menjadi 1 juta TeUs, atau naik tiga kali lipat.

Namun, hanya dalam tempo seminggu, Rudi yang memberi waktu Pelindo II enam bulan membenahi pelabuhan, akan mencabut kerjasama tersebut. Belum sampai sebulan, rencana kerjasama BP Batam dan Pelindo II itu, juga ditolak oleh sejumlah asosiasi pengusaha kepelabuhanan di Batam yang keberatan pengelolaan pelabuhan Batuampar diserahkan ke Pelindo II. Padahal, Rudi sudah mengingatkan, agar mengikutsertakan pengusaha lokal Batam.

Kabarnya, kerjasama atau Hands of Agreement (HoA) dengan Pelindo II sudah berakhir, sebelum sempat dijalankan. Perusahaan pelat merah ini sudah melakukan studi kelayakan pembangunan pelabuhan Batuampar.

Selain biaya yang besar, diduga kendala yang menghadang pengem-bangan pelabuhan Batuampar akibat jaringan pipa gas dan kabel bawah laut yang semrawut. Ini diakui anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam Enoh Suharto.

Itu sebabnya, pemerintah mengeluarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 tahun 2021 tentang alur pipa atau kabel bawah laut. Sebanyak 217 jalur koridor dan 209 beach manhole bakal ditata. Setelah jalur kabel bawah laut dipetakan, empat daerah yakni Batam, Manado, Kupang dan Jayapura dijadikan landing stations.

Beberapa wilayah di Kepulauan Riau, sudah dipetakan alur pipa bawah laut seperti Anambas ke Malaysia, Batam ke Singapura, Pulau Pemping, Stasiun Penerimaan di Tanjunguncang. Sedangkan alur kabel bawah laut melintasi Karimun, Kundur, Batam, Bintan, Lingga dan Natuna.

Selain alur pelabuhan Batuampar yang masih dangkal,  pipa gas dan kabel bawah laut inilah yang menghambat masuknya kapal kontainer bermuatan peti kemas. Padahal, saat ini kapal-kapal kontainer generasi terbaru, semakin besar, makin canggih dan efisien.

Kapal kontainer jenis New Panamax, adalah generasi kelima kapal peti kemas. Tantangannya adalah, pada infrastruktur pelabuhan yang lebih dalam dan crane yang lebih efisien dengan jangkauan yang lebih jauh.

Sejak dekade 1980-an, pertumbuhan perdagangan dunia mendorong pembangunan kapal peti kemas yang lebih besar. Mengikuti kaidah economy of scale, semakin besar jumlah kontainer yang dapat muat ke atas kapal maka semakin rendah biaya TEUs.

Generasi terbaru kapal kontainer panjangnya  400 meter, lebar 55 meter. Mesinnya berbobot 2.300 ton, berat propeller 130 ton. Kapal kontainer generasi keenam ini, mampu membawa 11.000 buah peti kemas berukuran 20ft.

Membenahi pelabuhan Batuampar tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak tahapan yang harus dilalui. Antara lain, menambah panjang dermaga dan menjadikan pelabuhan tujuan (destination port). Menambah luas lapangan penumpukan kontainer (container yard), mengeruk kolam perlabuhan (dredging) sampai kedalaman 12 meter.

Tahap berikutnya adalah pengembangan transhipment port semi otomatis serta menjadikan pelabuhan Batuampar sebagai international transhipment. Kepada wartawan, Muhammad Rudi mengatakan, anggaran pembangunan yang diperlukan untuk menyulap pelabuhan Batuampar cukup besar, mencapai Rp12 Triliun. Sementara, tahun 2021 ini, anggaran BP Batam Rp2,14 Triliun dan anggaran Pemko Batam Rp2,97 Triliun. Total anggaran yang dikelola Rudi sebagai nahkoda di kapal bermesin ganda bernama Pulau Batam ini sebesar Rp5,1 Triliun. Masih belum cukup.

Lalu bagaimana caranya?  “Kami masih terus mencari perusahaan yang sanggup mengembangkan pelabuhan Batuampar,” kata Rudi, seraya menyebutkan, BP Batam membuka kesempatan bagi semua perusahaan yang sanggup mengembangkan guna mempercepat pembangunan pelabuhan Batuampar.

Skema kerjasama yang akan dikembangkan adalah pemanfaatan aset melalui pola kerja sama, seperti Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), Kerja Sama Operasi (KSO), dan Kerja Sama Penyediaan Infra-struktur (KSPI).

Pembangunan dan pengembangan pelabuhan Batuampar adalah satu dari empat prioritas Kepala BP Batam Muhammad Rudi. Tidak mudah menjadi pemimpin di masa pandemi ini. Rudi tetap optimis, pelabuhan Batuampar akan membawa efek domino perkembangan ekonomi Batam dan Indone-sia.

Bayangkan saja, apabila pelabuhan Batuampar menjadi pelabuhan modern berskala internasional, tersambung dengan jalan tol ke kawasan industri Mukakuning dan Kabil, lalu tersambung dengan jembatan Batam Bintan, masuk ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pelabuhan peti kemas dan kawasan industri Tanjungsauh, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang. Batam dan Kepri bangkit sudah di depan mata dan menjadi kenyataan.

BUP Kelola 119  Pelabuhan

Pelabuhan Batuampar adalah pelabuhan barang terbesar di Batam. Disinilah, pintu gerbang ekspor impor, baik curah, konvensional dan peti kemas. Semua pelabuhan, dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP) unit usaha yang diharapkan menambah pundi-pundi BP Batam untuk membangun Batam.

Nama Badan Usaha Pelabuhan –dulu namanya Kantor Pelabuhan Laut –  digunakan sejak akhir 2019. Sebagai otoritas pelabuhan, fungsinya mengatur, mengendalikan dan mengawasi kegiatan kepelabuhanan yang diusahakan secara komersial. Kedudukan BUP diperkuat oleh Peraturan Menteri Perhubungan tentang penyelenggaraan pelabuhan laut nomor PM57 tahun 2020.

Kegiatan Badan Usaha Pelabuhan antara lain, melayani kapal penumpang dan barang, pengelolaan pelabuhan seperti jasa tambat dermaga, pengisian bahan bakar dan air bersih, bongkar muat barang, terminal peti kemas, gudang dan fasilitas pelabuhan.

Wilayah kerjanya luas. Nyaris seluruh pulau Batam. Terdiri dari empat wilayah seperti Wilayah Kerja DLKR/DLKP Batuampar, Sekupang, Nongsa dan Batam Centre serta Kabil. Dalam dunia kepelabuhanan, dikenal istilah DLKr dan DLKp, singkatan dari Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan, dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan.

Ada lima terminal umum yang berlokasi di pelabuhan Batuampar, pelabuhan Beton Sekupang, pelabuhan curah cair Kabil, pelabuhan Sarana Citra Nusa dan pelabuhan Roro Sekupang. Terminal umum ini, diperutukkan peti kemas, curah cair dan curah kering.

Pelabuhan Batuampar yang awalnya panjang dermaga 1.000 meter, mampu melayani kapal kapasitas 35.000 DWT. Punya tiga dermaga yakni dermaga Timur, Selatan dan Utara. Hingga Desember 2020, volume kontainer mencapai 445.260 TEUs.

Pelabuhan Sekupang memiliki dermaga 177 meter, bisa melayani kapal kapasitas 10.000 DWT. Sampai Desember 2020 volume kegiatan bongkar muat mencapai 2.571 ton. DWT singkatan dari deadweight tonnage atau bobot mati sebuah kapal.

Pelabuhan Sarana Citra Nusa melayani bongkar muat kargo untuk perusahaan oil dan gas, galangan kapal dan logistik. Pelabuhan ini punya lima dermaga dan mampu melayani kapal berbobot 40.000 DWT. Sampai Desember 2020 volume bongkar muat kargo mencapai 429.285 ton.

Pelabuhan curah cair Kabil khusus untuk bongkar muat curah cair seperti BBM, Avtur, CPO, Etanol dan sebagainya. Pelabuhan yang dibangun sejak 1987 ini, memiliki dermaga baru jenis wharf dan trestle. Sampai Desember 2020 volume bongkar muat curah cair mencapai 3,83 juta ton.

Sedangkan  pelabuhan Roro Sekupang melayani bongkar muat dari kapal roro yang mampu membawa kapal kontainer dan chasisnya. Volume bongkar muat kargo per Desember 2020 mencapai 61.961 TEUs.

Terminal penumpang domestik di Sekupang  melayani penumpang dari dan ke Karimun, pelabuhan Buton di Riau, Dumai, Bengkalis, Tembilahan, Moro dan Tanjungbatu. Sedangkan pelabuhan Telagapunggur melayani penumpang Tanjungpinang, Lingga dan Tarempa.

Batam punya  5 terminal penumpang internasional, yakni di Sekupang, Harbour Bay, Batam Centre, Nongsa dan Teluk Senimba. Seluruh terminal internasional ini, melayani penumpang ke dan dari Singapura,  dan dua di antaranya melayani penumpang ke Malaysia.

Juga ada 107 terminal khusus yang berlokasi di Sekupang, Tanjung-uncang, Sagulung, Batuampar dan Kabil untuk galangan kapal, oil base logistic dan marine construction. Total sebanyak 117 terminal yang diurus dan dikelola oleh Badan Usaha Pelabuhan BP Batam.

Kepala BP Batam Muhammad Rudi, melantik Nelson Idris menjadi Direktur Badan Usaha Pelabuhan pada 10 Januari 2020. Nelson terpilih menjadi direktur setelah mengikuti lelang terbuka untuk posisi direktur. Tugasnya antara lain, merencanakan strategi pengembangan kepelabuhanan dan transportasi laut dan menggali potensi pendapatan negara dari sektor kelautan.

Siapa Nelson Idris? Sarjana Teknik Mesin ini meniti karir di sektor kepelabuhanan di PT Sarana Bandar Nasional yang bermetamorfosa menjadi Pelni Logistics. Anak perusahaan PT Pelni ini menangani bisnis jasa bongkar muat, transportasi, pergudangan, depo kontainer, retail dan trading yang memiliki 56 kantor cabang. Nelson pernah menjabat General Manager PT Sarana Bandar Nasional cabang Ambon.

Setelah itu, Nelson dipercaya menjadi direktur PT Solusi Integritas Utama dari 2014 sampai 2016. Nelson Idris menjabat sebagai Vice President PT Pelni (Persero) dari 2016-2019. Sejak tahun 2020 sampai sekarang, Nelson Idris menjadi Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam.

Saat aktif di Peni, Nelson Idris meraih penghargaan Top IT Manager dalam Ajang Penghargaan Top IT and Top Telco Award Tahun 2017 dan 2018 yang digelar oleh Majalah IT Works. Nelson melakukan tranformasi digital untuk kategori implementasi transportasi laut.

Saat di Pelni, Nelson menggagas sistem digitalisasi. ‘’Dulu, jangankan telepon, kirim SMS saja tak bisa karena tak ada sinyal. Kini, bisa selfi di kapal dan kirim foto. Termasuk penyediaan tiket secara digital,’’ kata Nelson.

Selain membenahi pelabuhan, baik infrastruktur maupun suprastruktur,  Nelson juga membenahi sistem dan digitalisasi pelabuhan Batuampar dan mencanangkan pelabuhan Batuampar sebagai green port di Indonesia.

Selama ini, kapal-kapal yang sandar mesinnya terus hidup, sehingga mencemari pelabuhan. ‘’Kita jadikan Batuampar green port. Kapal yang sandar mesin harus mati dan disiapkan listrik pengganti selama sandar dan bebas polusi,’’ kata Nelson seraya menyebutkan, sedang disiapkan tangki penyimpanan limbah dan drainase.

Meski wabah Covid-19 melanda dunia, volume bongkar muat peti kemas semester I tahun 2021 ini, naik 18 persen, dari 261.394 TEUs menjadi 307.785 TEUs dibandingkan tahun lalu. Ini bisa terjadi lantaran peningkatan ekspor mencapai 36 persen. ‘’Pelabuhan Batuampar sangat menjanjikan, karena volume kontainer terus tumbuh,’’ kata Nelson Idris.

Tahun 2020, realisasi pendapatan Rp 339,5 Miliar, atau turun 5,4 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar Rp359,2 Miliar. Salah satu penyebabnya, anjloknya keberangkatan dan kedatangan penumpang tahun 2020 sebanyak 70 persen. Dari 11.112.684 orang turun menjadi 3.325.256 orang.

Tahun 2021 ini, Nelson berharap total pendapatan mencapai Rp 517,5 Miliar atau tumbuh  52,5% dibanding tahun 2020. ‘’Tugas saya membenahi pelabuhan. Nanti, Batam akan menjadi satu rantai pasok logistic yang terintegrasi darat, laut dan udara. Anda akan bangga menjadi warga Batam,’’ papar Nelson.

Sejak Juli 2021, Badan Usaha Pelabuhan menerapkan pelayanan berbasis online dengan aplikasi BP Batam Seaport Information Management System atau B-SIMS. Sehingga, pengguna jasa pelabuhan tidak perlu repot datang ke pelabuhan mengurus PUK dan memonitor status nota. Aplikasi ini terintegrasi dengam sistem Inaportnet Dirjen Perhubungan Laut dan auto gate system dan TPS Online Bea Cukai. ‘’ Ada 277 perusahaan perkapalan di Batam yang disosialisasi menggunakan B-SIMS,’’ kata Nelson.

Sehingga, urusan di pelabuhan lebih mudah dan cepat. Aplikasi B-SIMS ini dapat digunakan oleh perusahaan yang terdaftar di Badan Usaha Pelabuhan. Kini, juga sedang dirancang penerapan teknologi digital Terminal Operating System (TOS). ‘’Pelabuhan Batuampar termasuk 7 besar di Indonesia,’’ ujar Nelson.

Uniknya, kata Nelson, umumnya pabrik dan industri di Batam tidak punya gudang. ‘’Saat hasil produksi selesai, langsung menghubungi kontainer yang harus stand by dalam hitungan jam.  Dalam sehari, bisa 20 kontainer,’’ papar Nelson.

Selama ini, barang yang dibongkar dari kapal, langsung naik truk keluar pelabuhan. Ini terjadi lantaran Batuampar belum menjadi dedicated terminal, semua barang yang masuk harus masuk Container Yard, baru keluar pelabuhan. Pelabuhan dipagar. Tidak semua orang bebas masuk.

Tantangan lain, ada kapal yang berlabuh dan dok bertahun-tahun, berutang dan sulit ditagih. Padahal, mestinya ada uang jaminan. Semua kapal yang masuk ke Batam, harus melapor untuk mendapatkan pelayanan.

Setelah menjabat Direktur Badan Usaha Pelabuhan selama 1 tahun 8 bulan, Nelson Idris digantikan Dendi Gustinandar, yang sebelumnya Direktur Humas BP Batam.

Ini merupakan kado khusus bagi Nelson yang kemarin tepat berusia 58 tahun. Ia lahir 27 Agustus 1963. Apa yang dilakukannya selama menjadi direktur BUP, menjadi starting point pembenahan pelabuhan Batuampar.  Kabarnya, Nelson Idris diminta menjadi staf ahli khusus untuk kepelabuhan dan bandara. Nelson satu-satunya di BP Batam yang memiliki sertifikat dan certified kepelabuhanan.

Jangan bandingkan volume dan kapasitas bongkar muat pelabuhan Batuampar dan pelabuhan Tanjung Pelepas, Malaysia yang mencapai 12,5 juta TEUs per tahun dan bakal ditingkatkan dan diperluas menjadi 30 juta TEUs tahun 2030.

Singapura mulai membangun Tuas Megaport yang diproyeksikan menjadi pelabuhan peti kemas terbesar di dunia. Saat ini, kapsitas peti kemas Singapura 36 juta TEUs. Tuas Mega Port dirancang menangani 65 juta TEUs dan akan menjadi pelabuhan peti kemas otomatik terbesar di dunia.Tuas megaport  dibuka secara bertahap mulai 2021.

Muhammad Rudi adalah Kepala BP Batam yang kesembilan. Cita-citanya, merevitalisasi pelabuhan Batuampar dan meningkatkan kapasitas bongkar muat dari 350 ribu TEUs menjadi 1 juta sampai 5 juta TEUs  (Twenty Foot Equivalent Unit). Masih sangat jauh dari negara jiran Singapura dan Malaysia. Tapi, seperti kata pepatah kuno: perjalanan seribu langkah, dimulai dari langkah pertama. ***

 

 

 

spot_img

More from this stream

Recomended