18.8 C
Indonesia
BerandaWISATAPulau Ranoh

Pulau Ranoh

-

By Socrates – Pantai berpasir putih, air laut bersih, nyiur melambai dan angin sepoi-sepoi, itulah gambaran Pulau Ranoh. Pulau Ranoh memang cantik, menawan dan eksotis. Pantainya berpasir putih dan lembut. Puluhan pulau kelapa, menjadikan Pulau Ranoh bagai lukisan.


Sebelum dikelola jadi lokasi wisata, Pulau Ranoh sering dikunjungi warga Batam untuk bersantai. Sebab, pulau ini memang cantik. Dikelilingi gugusan Pulau Abang, Pulau Ranoh memang tampil beda. Pasirnya putih dan lembut.

Baru resmi jadi lokasi wisata sejak Juni 2018, Pulau Ranoh berbenah. Pasirnya ditambah. Pengelola Pulau Ranoh menambah pasir putih yang didatangkan dari Lingga, agar pasirnya merata. Dibangun lima kamar tamu, beberapa tenda bagi yang suka kemping, gazebo, cafe dan bar, kamar mandi dan bilas, musala, serta arena olahraga air.

Sejak itu, Pulau Ranoh jadi perbincangan. Ribuan wisatawan lokal dan asing berdatangan.  Kini, rata-rata 50 orang turis datang setiap hari.

Dimana lokasi Pulau Ranoh? Dari pusat kota Batam, Anda berkendara menuju Jembatan 6 Barelang, sekitar 60 kilometer. Turis berkumpul di pelabuhan Labun, lalu naik kapal cepat bermesin ganda. Dalam tempo  20 menit, Anda akan tiba di Pulau Ranoh.
Paket wisata bisa Anda pilih. Ada paket one day tour dan paket 2 day 1 night atau menginap. Paket tur sehari harganya Rp550 ribu dan anak-anak Rp385 ribu. Sedangkan paket menginap Rp1 juta dan anak-anak Rp850 ribu.

Begitu sampai di Pulau Ranoh, Anda bisa berenang, berjemur di pantai, menjajal arena water sport, banana boat, smorkeling dan jetsky.  Anda akan mendapat sebutir buah kelapa muda, gratis. Makan siang dengan menu sea food serta coffe break sebelum pulang. 
Hal-hal yang perlu diperhatikan pengelola Pulau Ranoh, misalnya ini. Kumpul jam 09.15 dan berangkat jam 09.30. Faktanya, berangkat jam 10 dan wisatawan menunggu 30 menit di pelabuhan Labun.
Yang kurang enaknya, ketika Anda sudah bayar down payment atau DP dan batal ikut tur, uang Anda hangus. Begitu juga kalau Anda terlambat dan ketinggalan kapal, uang yang sudah disetor hangus. Kabar baiknya, semua wisatawan yang ikut paket tur ke Pulau Ranoh diasuransikan. 
Pulau cantik berpasir putih itu tidak terlalu luas. Yang sudah ditata, hanya 1 hektar saja. Pulau yang bentuknya melengkung itu, sebagian besar hutan bakau. Jika dikembangkan, bisa ditambah beragam fasilitas seperti cottage. Sayangnya, Pulau Ranoh tidak memiliki sumber air bersih dan harus didatangkan dari Pulau Abang.

Wisata pulau di Batam sedang berkilau. Setelah pulau Abang, kini Kepri Coral, Pulau Labun dan Pulau Ranoh diminati wisatawan. Sayangnya, wisata pulau belum mendapat perhatian serius Pemko Batam dan BP Batam. Buktinya, dermaga keberangkatan masih terbuat dari kayu sederhana, dan tidak ada promosi secara massif soal wisata pulau ini. Pengelola wisata pulau harus mempromosikan sendiri melalui media sosial.

Namun belakangan, terjadi sengketa lahan di Pulau Ranoh, antara ahli waris atau keturunan pemilik lahan terdahulu dengan perusahaan swasta, PT Mega Puri Lestari (MPL) dan PT Mega Puri Nusantara (MPN). Konflik ini telah berlangsung selama beberapa tahun dan hingga kini belum menemukan titik terang.

Inti dari sengketa ini adalah klaim dari para ahli waris bahwa lahan seluas 32 hektare yang kini dikuasai oleh perusahaan tersebut adalah milik mereka secara turun-temurun. Mereka memiliki bukti kepemilikan berupa surat tebas dan surat-surat keterangan lainnya yang ditandatangani oleh pemerintah setempat sejak tahun 1901 atas nama leluhur mereka, Djojah Binti Nurdin.

Di sisi lain, perusahaan telah mendapatkan Hak Guna Bangunan (HGB) di atas lahan yang sama, yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) Batam. Ini yang menjadi pangkal masalah utama. Yakni, ada dua klaim kepemilikan yang sah secara hukum atas lahan yang sama.

Para ahli waris mulai menuntut hak mereka tahun 2017 setelah menduga lahan perkebunan kelapa mereka telah diserobot oleh pihak perusahaan. Sejak saat itu, mereka mengklaim telah melakukan berbagai upaya hukum, termasuk mediasi dengan pemerintah daerah dan pusat, namun tidak membuahkan hasil.

Ahli waris melayangkan somasi tahun 2023 kepada Walikota Batam agar menghentikan aktivitas perusahaan di Pulau Ranoh sampai permasalahan lahan diselesaikan. Tahun 2024 ahli waris melakukan serangkaian unjuk rasa. Mereka berdemonstrasi di depan Kantor BPN Kepulauan Riau dan bahkan hingga ke Kantor Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN di Jakarta.

Tuntutan utama mereka adalah pencabutan HGB yang diterbitkan untuk perusahaan karena dinilai cacat hukum dan tumpang tindih dengan lahan milik mereka. Mereka juga menuntut ganti rugi atas lahan yang telah diserobot dan dibangun.

BPN Kepulauan Riau membentuk tim untuk menyelesaikan sengketa ini. Tim tersebut telah turun langsung ke lapangan bersama para ahli waris dan aparat kepolisian, namun sempat dilarang masuk ke area yang dikuasai oleh perusahaan pada tahun 2024. ***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

LATEST POSTS

10 Air Terjun di Kepulauan Riau

By Socrates -   Air terjun adalah titik di sungai atau aliran air lain di mana air jatuh secara vertikal atau curam dari ketinggian, biasanya melalui...

10 Kapal Pesiar Terbesar di Dunia

By Socrates - Tahukah Anda, berwisata dengan kapal pesiar sudah berlangsung sejak 200 tahun lalu, yang dipelopori pengusaha Skotlandia bernama Athur Anderson. Bersama Brodie Willcox,...

Pacific Palace,  Hotel ‘Kapal  Pesiar’ di Batam

By Socrates - Kapal pesiar itu seperti terpacak di pantai dan menghadap ke laut. Dari kejauhan, tampak gedung pencakar langit Singapura. Namun, ini bukan kapal...

Sepuluh Hotel Paling Nyaman di Dunia

By Socrates - Bagi Anda yang suka bepergian ke luar kota atau luar negeri, pertanyaan yang sering muncul adalah: mau menginap dimana? Tentu saja Anda...
[td_block_social_counter style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" facebook="tagdiv" twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" custom_title="Follow us" block_template_id="td_block_template_11" border_color="#fbb03b" f_header_font_size="eyJhbGwiOiIyMCIsInBvcnRyYWl0IjoiMTgifQ==" f_header_font_weight="600" f_header_font_family="702" f_header_font_transform="uppercase" tdc_css="eyJwb3J0cmFpdCI6eyJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3NjgsInBob25lIjp7Im1hcmdpbi1ib3R0b20iOiI0MCIsImRpc3BsYXkiOiIifSwicGhvbmVfbWF4X3dpZHRoIjo3NjcsImFsbCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn19"]

Most Popular

spot_img